NASIONAL KINI | BEIJING - Negara Indonesia dan China memperkuat kerjasama pembangunan pada sektor Perdesaan dan Pertanian melalui kegiatan Benchmarking Study yang dilaksanakan pada Tanggal 30 Oktober hingga 5 Nopember 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 22 kepala desa dari berbagai daerah di Indonesia yang diutus untuk belajar dan bertukar pengalaman pada desa terpilih di China, berkenaan dengan pertanian modern dan revitalisasi perdesaan.
Perkuatan kerjasama Indonesia dan Tiongkok ini ditandai dengan pertemuan Wakil Menteri (Wamen) Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Indonesia Ahmad Riza Patria, dengan Wakil Menteri Pertanian dan Urusan Perdesaan China ( Ministry of Agriculture and rurals affair of the people of Republik China ) Maierdan Mugaiti, di Beijing, Jumat 31 oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut Wamen Pertanian dan Urusan Perdesaan China menyampaikan bahwa pemerintah china telah menyelesaikan persoalan angka kemiskinan sesuai dengan target waktu capaian yang ditentukan oleh pemerintah China
Kemudian, disampaikan juga bahwa pemerintah China secara konsisten memajukan revitalisasi desa secara komprehensif, mengembangkan pertanian berbasis tekhnologi.
"Pentingnya pengembangan tekhnologi pertanian berbasis ramah lingkungan, irigasi hemat air dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk", ujar Maierdan Mugaiti.
Selain itu, China juga menekankan pentingnya mengintegrasi industri lokal, pariwisata dan inovasi pertanian untuk mendorong pembangunan ekonomi desa dan menciptakan lapangan kerja di Desa.
"China siap berbagi tekhnologi dan berbagi pengalaman melalui proyek desa percontohan, pelatihan teknis dan study banding dan program pertukaran sumberdaya manusia khusunya tenaga generasi muda petani", katanya.
Sementara, Wamen Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal indonesia, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan kurang lebih Rp71 triliun untuk Dana Desa di tahun 2025, difokuskan 20% untuk ketahanan pangan dan 15% untuk penanganan kemiskinan ekstrim di Desa.
Pada tahun ini juga pemerintah indonesia membentuk 8000 Koperasi, melalui program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang terintegrasi dengan Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi masyarakat di Desa.
"Indonesia menyambut baik tawaran ini untuk mentransfer teknologi pertanian berbasis ramah lingkungan yang sesuai dengan kondisi tropis Indonesia. Kami berharap tekhnologi yang dikembangkan ini bersifat praktis, terjangkau dan adaptif sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani indonesia", kata Ahmad Riza Patria.
Sejumlah peserta kegiatan Benchmarking kepala desa di China menyambut baik kerjasama antara dua negara tersebut. "Kami sangat senang, ini adalah pengalaman berharga, karena kami diberi kesempatan untuk belajar di negeri China. Ini merupakan pengalaman, semangat dan energi baru, dan menjadi inspirasi untuk membangun dan memajukan desa" ujar Mualpi, Kepala Desa (Kakon) Purwodadi, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Indonesia.
Diceritakan Mualpi, pada kegiatan itu, ia diajak berkunjung ke beberapa desa maju yang menjadi desa percontohan yang ada di China. Desa Shixia merupakan jalur kuno yang dibangun pada masa Dinasti Ming yang sukses mengembangkan sektor pariwisata.
Desa Nanshan di Longkou dikenal dengan capaian kemakmurannya dalam pengembangan perusahaan yang dikelola oleh Desa Weichai Lovol Smart Agriculture Co. Ltd yang merupakan sebuah perusahaan alat pertanian modern terbesar di China. Desa Wali Fangzi Distrik sebagai pusat industri utama di Weifang dan Desa Cuilingxi berfokus pada industri budidaya sayur mayur.
"Semoga ini menjadi contoh bagi kami selaku kepala desa, agar dapat menerapkan kebijakan didesa dengan baik. Meskipun, tidak semua hal itu sama, antara desa di Indonesia dengan desa yang ada di China" harap Mualpi.
Atas kegiatan tersebut, Mualpi juga menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan dari Jajaran Pemerintah Kabupaten Tanggamus.
"Dalam hal ini, saya sangat berterimakasih kepada Bapak Bupati Tanggamus Drs.H. Moh. Saleh Asnawi,M.A, M.H., Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto dan Kadis PMD Arpin, S,Pd, M.M., yang telah mendukung kegiatan ini", jelasnya.
Diungkapkan Mualpi, sebelum keberangkatannya ke China, Jajaran Pemkab Tanggamus berpesan kepadanya agar momentum tersebut dilaksanakan dengan baik dan kemudian dapat diterapkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Desa.
Dikatakan mantan Pj. Gubernur Bangka Belitung yang kini menjabat staf ahli Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sugito, bahwa pertukaran informasi antara kepala desa China dan Indonesia amatlah penting. "Beberapa kebijakan pemerintah China yang berhasil akan berusaha di adopsi dengan desa yang sesuai dengan keadaan dan kondisi desa yang ada di indonesia. Pada prinsipnya diamati, ditiru dan dimodifikasi. Karena, ada sejumlah perbedaan kondisi antara China dan Indonesia", katanya.
Penulis: Lukman

