NASIONAL KINI ■ Minuman es sirop sebagai pembuka saat bedug Magrib identik dengan tambahan buah segar. Dua di antaranya yang sangat dikenal di masyarakat, yakni buah Blewah dan Timun Suri. Harganya murah meriah namun banyak digemari dan gampang didapat di sejumlah tempat.
Sudah hampir memasuki sepekan datangnya bulan suci Ramadhan, mampak banyak terlihat pedagang buah Blewah dan Timur Suri. Bekasi rupanya jadi wilayah potensial bagi para pedagang menangguk untung. Perhatikan saja di sepanjang jalan raya di daerah Babelan, Kabupaten Bekasi.
Ny Sumarni mengaku nyaris tak bisa melupakan mengkonsumsi buah Blewah dan Timun Suri. Bahkan baik suami maupun anak-anak, selalu minta disiapkan minuman es sirop yang dicampur kedua buah tersebut, agar semakin segar rasanya.
“Khasiatnya juga bisa cepat menghilangkan rasa haus. Sebelum menyantap nasi untuk berbuka puasa, cocok dan resep banget dah, kalau minum es sirop dicampur daging buah4 Blewah maupun Timun Suri,” tutur ibu 3 anak, warga Wisma Asri II, Bekasi, hari ini.
Hal senada juga dikatakan Safe’ie, warga Kelurahan Kebalen. Ia bilang beli buah Blewah dan Timun Suri, nyaris tak pernah terlupakan setiap bulan puasa. “Harganya juga nggak terlalu mahal. Sebutir ada yang harganya Rp 10 ribu atau paling mahal Rp 15 – Rp 20 ribu,” tutur dia.
Banyak warga masyarakat di Kabupeten Bekasi, bisa dengan cara beli di pasar-pasar. Namun pedagang yang menjual di pinggir jalan raya pun, cukup banyak. Mereka setiap harinya selalu laku menjual antara 50 sampai 100 butir. Jika 1 buah untuk antara Rp 3 sampai Rp 4 ribu, untungnya lumayan gede.
Menurut pria Betawi yang sudah menyingkir tinggal di Babelan selama 6 tahun tersebut, buah Blewah dan Timun Suri, sangat bagus untuk kesehatan. Jika mengkonsumsi sering, imbuh Safe’ie lagi, bisa untuk meredam penyakit panas dalam.
Puluhan pedagang buah Blewah dan Timun Suri, seperti dikatakan Suan sebagai petani dan pedagang buah Blewah dan Timun Suri selama 10 tahun lebih, juga merupakan rejeki yang datang setahun sekali. “Saya biasa menanam sendiri. Waktunya 45 hari sudah bisa panen. Makanya, nanam bibit sudah jauh-jauh sebelum datangnya puasa,” pungkasnya.
■ Agoes Santosa