Iklan

,

Iklan

.

Transisi Energi Kian Nyata, PLN Indonesia Power Tanam Sorgum Sebagai Bahan Biomassa di Sukabumi

REDAKSI
Kamis, 27 November 2025, 07.43.00 WIB Last Updated 2025-11-27T00:43:29Z

NASIONAL KINI | SUKABUMI - Program “Empowering People, Save the Future” kembali diwujudkan PLN Indonesia Power melalui kegiatan penanaman sorgum yang digelar di Cipatuguran, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini dihadiri unsur Forkopimcam Palabuhanratu serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, dr. Gatot Sugiharto, Sp.B.


Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Subarnanta, dalam wawancaranya menegaskan bahwa sorgum menjadi salah satu tanaman strategis untuk mendukung ekosistem energi hijau di Indonesia.


"Hari ini kita memulai sebuah era ekosistem green energy, dari hulu ke hilir kita bangun ekosistem bisnis berbasis tanaman sorgum. Tanaman ini masa panennya sangat singkat, hanya tiga bulan, dan bisa menghasilkan bahan pangan sekaligus bahan biomassa," ujarnya.


Bernadus menjelaskan bahwa sorgum dapat mendukung program transisi energi nasional. Pemerintah menargetkan penghentian penggunaan batu bara secara bertahap hingga tahun 2050.


"Dalam roadmap transisi energi, konsumsi batu bara akan berhenti total pada 2050. Dengan sorgum, kita bisa mengurangi emisi karbon secara signifikan karena tanaman ini menghasilkan bioenergi yang ramah lingkungan," jelasnya.


Selain untuk energi, nilai ekonomis sorgum disebut sangat menjanjikan bagi masyarakat. Siklus tanam yang singkat dinilai mampu meningkatkan minat petani karena investasi cepat kembali.


"Sorgum sangat cepat tumbuh sehingga modal yang digunakan tidak terlalu besar. Dalam tiga bulan petani sudah bisa mendapat hasil. Dampaknya akan luas, semakin banyak petani terlibat, semakin besar nilai ekonominya," tambah Bernadus.


Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, dr. Gatot Sugiharto, Sp.B, memberikan apresiasi kepada PLN Indonesia Power yang memprakarsai program tersebut. Ia menilai sorgum dapat menjadi komoditas strategis, terutama di wilayah yang memiliki lahan tidur.


"Kita memiliki banyak sumber daya alam, terutama di wilayah utara yang memiliki lahan kosong belum termanfaatkan. Program ini sangat sejalan dengan visi kami untuk membangkitkan ekonomi sirkuler dan menuju zero emission," kata dr. Gatot.


Ia berharap sorgum dapat menjadi role model program ketahanan pangan dan energi di Kabupaten Sukabumi dan daerah lain di Jawa Barat.


Gatot juga menekankan pentingnya diversifikasi pangan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada beras.


"Sorgum dapat menjadi alternatif pangan yang sehat dan bernutrisi. Dari batang sampai akarnya bermanfaat. Tanamannya pun kuat dan cocok dengan kondisi lahan di Sukabumi," jelasnya.


Menurutnya, sorgum dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus ketahanan energi karena dapat diproses menjadi bahan baku industri bioenergi.


"Harapan kami masyarakat tidak tergantung pada satu komoditas. Sorgum adalah pilihan yang baik untuk masa depan," ujarnya menutup.


Direktur BID, Eri Prabowo, mengungkapkan bahwa riset sorgum yang dilakukan pihaknya sudah berjalan lebih dari tujuh tahun. Namun selama ini tidak ada industri yang dapat menyerap hasil panen dalam skala besar.


“Kami menanam di Kaltim, Jambi, Jawa Tengah, dan sudah berjalan lima tahun. Tapi masalahnya selalu sama: hilirnya tidak ada, tidak ada yang membeli. Ketika kebutuhan biomassa PLN hadir, barulah rantai usaha ini terbuka,” kata Eri.


Ia menegaskan bahwa model kemitraan PLN–BID–masyarakat sangat potensial direplikasi ke banyak daerah lain.


“PLN butuh biomassa, kami menyiapkan lahan dan bibit, sementara masyarakat punya tenaga dan lahan tidur. Ini kolaborasi yang saling menguntungkan. Kami punya cadangan lahan 18.000 hektare dan masyarakat bisa ikut terlibat untuk mendapat penghasilan cepat,” jelasnya.


Program penanaman sorgum oleh PLN Indonesia Power ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan ekosistem energi hijau berbasis tanaman pangan. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, sorgum dinilai dapat berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan, energi berkelanjutan, serta pengurangan emisi karbon di masa mendatang.


Penulis: Ismet

Iklan