Iklan

,

Iklan

.

PADAS Meradang! Pohon di Sirkuit GTX Manangel Ditebangi Oknum Tak Bertanggung Jawab

REDAKSI
Sabtu, 01 November 2025, 23.46.00 WIB Last Updated 2025-11-01T17:01:52Z

 


NASIONAL KINI | SUKABUMI – Komunitas otomotif Palabuhanratu Adventure Association (PADAS) mengaku kecewa dan prihatin setelah sejumlah pohon yang mereka tanam dan rawat di kawasan Sirkuit GTX Manangel, Palabuhanratu, ditebangi oleh pihak yang diduga merupakan oknum tidak bertanggung jawab.


Sirkuit GTX Manangel selama ini dikenal sebagai salah satu ikon kebanggaan masyarakat Palabuhanratu. Lahan yang berstatus milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi itu selama ini dirawat secara swadaya oleh komunitas PADAS, bukan hanya untuk kegiatan olahraga otomotif, tetapi juga untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.


Namun belakangan, muncul kelompok yang mengklaim lahan tersebut sebagai milik pribadi dan melakukan penebangan pohon hasil kerja keras para relawan komunitas.


"Terkait penebangan kayu di area Sirkuit GTX Manangel pada Jumat, 30 Oktober 2025, yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, kami selaku pengurus dan tim Trail PADAS merasa sangat dirugikan. Kami seperti dibokongi dari belakang," ujar IK, salah satu pengurus PADAS, saat dikonfirmasi.


Ia menambahkan, tindakan tersebut tidak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga mencederai semangat kebersamaan komunitas yang selama ini menjaga dan mempercantik kawasan tersebut.


"Kami berharap pihak terkait, terutama Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum, dapat segera turun tangan dan menindaklanjuti kejadian ini ke jalur hukum," tegasnya.


Aksi penebangan ini memicu keprihatinan di kalangan pegiat otomotif dan pemerhati lingkungan. Mereka menilai tindakan tersebut mencerminkan lemahnya kesadaran sebagian pihak terhadap pentingnya menjaga ruang publik dan lingkungan hijau.


PADAS berharap pemerintah segera memberikan kepastian hukum terkait status lahan Sirkuit GTX Manangel, agar tidak lagi muncul klaim sepihak maupun tindakan perusakan yang merugikan banyak pihak.


Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa upaya menjaga lingkungan dan fasilitas umum sering kali berhadapan dengan kepentingan pribadi yang justru merusak hasil kerja kolektif masyarakat.


Penulis: Ismet


Iklan