Iklan

,

Iklan

.

Krisis Ruang Belajar di SDN Simpangan: Dua Ruang Ambruk, Siswa Lesehan dan Belajar Bergilir

REDAKSI
Senin, 14 Juli 2025, 12.55.00 WIB Last Updated 2025-07-14T05:55:45Z

 


NASIONAL KINI | SUKABUMI — Tahun ajaran baru 2025/2026 seharusnya menjadi momen penuh semangat bagi siswa-siswi SDN Simpangan, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Namun, kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik. Krisis ruang belajar akibat ambruknya dua ruang kelas membuat proses pembelajaran terganggu. Siswa kelas dua terpaksa belajar secara bergiliran, bahkan harus duduk lesehan karena keterbatasan sarana.


Masuknya puluhan siswa baru di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Senin (14/7/2025), memperburuk kondisi yang ada. Riri, wali kelas satu, menjelaskan bahwa sistem belajar bergiliran menjadi satu-satunya solusi darurat saat ini. “Anak-anak masuk pukul 06.30 WIB sesuai aturan baru. Siswa baru sekitar 40 orang, tapi ruang kelas yang tersedia tidak mencukupi. Kelas dua harus belajar bergantian, sebagian harus lesehan,” ungkapnya.



Kepala SDN Simpangan, Mahmud Yunus, menyatakan bahwa pihak sekolah telah beberapa kali menyampaikan laporan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, khususnya bidang Sarana dan Prasarana. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut konkret. “Dua ruang belajar ambruk sejak beberapa waktu lalu. Kami sudah melapor, tetapi belum ada perbaikan ataupun informasi kelanjutan,” ujarnya.


Situasi ini juga menjadi perhatian serius Komite Sekolah. Enci, selaku Ketua Komite, menyoroti dampak langsung terhadap kenyamanan dan kualitas belajar siswa. Ia juga menyuarakan harapan atas realisasi program makan siang gratis dari pemerintah pusat. “Dulu ruang kelas cukup. Tapi sekarang, karena dua ambruk dan belum diperbaiki, kegiatan belajar harus digilir. Kami juga berharap program makan gratis segera dijalankan. Apalagi sekarang jam masuk lebih pagi, tentu anak-anak butuh asupan tambahan,” ujarnya.



Kondisi ini mencerminkan darurat pendidikan di tingkat dasar, yang seharusnya segera mendapat respon nyata dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Perbaikan infrastruktur menjadi kebutuhan mendesak demi menjamin hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan nyaman.


Penulis: Dani Sanjaya Permas

Iklan