NASIONAL KINI | SUKABUMI – Kasus dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa pelajar SMK Doa Bangsa Palabuhanratu terus mendapat perhatian. Jumlah siswa yang harus mendapat penanganan medis bertambah menjadi tujuh orang dan hingga Kamis siang mereka masih dirawat di RSUD Palabuhanratu. Kamis (25/9/25).
Humas RSUD Palabuhanratu, Saeful Anwar, menjelaskan kondisi para pelajar berangsur membaik. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai dipersiapkan untuk kembali ke rumah.
"Rata-rata diagnosa awal pasien adalah gastritis dan muntah. Untuk memastikan apakah ini benar kasus keracunan, perlu uji laboratorium lebih lanjut, baik dari sampel makanan maupun pasien," ujarnya.
Menurut Saeful, saat pertama kali datang ke rumah sakit, para siswa sudah tidak lagi mengalami muntah, meski sebelumnya ada riwayat lemas dan mual. "Secara umum semua pasien menunjukkan perkembangan positif. Mereka sudah bisa makan dan berinteraksi seperti biasa," tambahnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi langsung turun tangan melakukan investigasi. Kepala Tim Kerja Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan, Tatang Sutarman, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirim sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
"Makanan yang diperiksa antara lain nugget, tahu, sambal ikan, tumisan wortel-jagung, dan mie spaghetti. Hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan keluar dalam waktu sekitar lima hari," jelas Tatang.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (24/9/2025) siang. Dari 324 siswa yang menyantap MBG, sebanyak 32 orang mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga sesak napas. Sebagian menjalani observasi di UKS sekolah, sementara siswa dengan kondisi lebih berat dirujuk ke fasilitas kesehatan, termasuk Klinik Polres Sukabumi dan RSUD Palabuhanratu.
Orang tua siswa turut membagikan pengalaman mereka. Seorang wali murid berinisial R menuturkan bahwa anaknya yang duduk di kelas 12 awalnya mengeluh sakit perut dan muntah berulang kali. Setelah dibawa ke bidan desa dan klinik Polres, akhirnya korban dirujuk ke RSUD Palabuhanratu.
Hal senada dialami wali murid lainnya, L, yang menyebut anaknya mengalami sesak napas, pusing, dan muntah usai menyantap makanan di sekolah.
Hingga kini, pihak berwenang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal tersebut.
Penulis: Ismet